Apakah kamu sudah tahu bahwa bisnis konveksi dan garmen itu berbeda dalam hal internal juga selain ukuran kecil - besarnya? Walaupun sama-sama di industri apparel atau clothing / pakaian , ternyata proses dan prosedur kedua bisnis ini banyak perbedaannya.
Bisnis Garmen
Cara mudahnya memikirkan sebuah bisnis garmen adalah dalam hal spesialis. Proses produksi sebuah pabrik garmen di belah menjadi berbagai divisi, dimana jika satu rana tim melakukan proses penjahitan kerah, maka itu lah yang mereka akan lakukan sebelum melanjutkan tahap selanjutnya dan berikut seterusnya. Dengan begitu, proses menjadi jauh lebih terorganisir dan bisa di katakan “ beruntut” dalam hal seperti laying ( peletakan), cutting ( pemotongan bahan), penjahitan, pengecekan dan finishing sampai akhirnya ke tahap pressing ( pengepresan ) dan pengemasan. Jika tidak seperti ini, sebuah perusahaan garmen yang biasanya memproduksi dengan kapasitas lebih besar, akan menghadapi kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya di saat produksi tidak sesuai standar atau tahap persiapan bahan dan praproduksi tidak dilakukan dengan benar.
Binis Konveksi
Pabrik Konveksi juga identik dengan kata sebutan CMT ( Cutting, Making, Trimming ). Arti sebenarnya dari CMT adalah : Pemotongan ( bahan jadi / tekstil ), Penjahitan dan proses Merapikan ( pemasangan kancing, memberi bordir, dll). Dimana bisnis garmen akan memerlukan banyak tenaga kerja di bagian produksi karena masing masing penjahit ada keahlian dan tugas masing masing, seorang penjahit di pabrik konveksi akan melakukan proses produksi secara keseluruhan. Satu penjahahit akan membuat baju per psc atau jumlah potong pakaian , dimulai dari menjahit kerah, lengan, dan seterusnya. Setelah satu baju sudah menjadi utuh, baru mereka akan memulai proses pembuatan pakaian selanjutnya.
Walaupun pada akhirnya, dalam sebuah proses pembuatan pakaian jadi semua dimulai dari bahan / tekstil , sekarang kamu tahu kan bahwa proses keduanya berbeda?
